NYANYIAN SANG BULAN
ada yang
datang tiba-tiba, membawa kertas yang bertuliskan "aku rindu nyanyian
bulan" | lantas aku bertanya, "apakah bulan bisa bernyanyi?"
aku pun
teringat pd sebuah dongeng yg pernah ku bca saat aku tersesat di dlmnya,
tertulis pada selembar daun "nanti mlam bulan akan berdendang"
lambat laun
aku memalingkan ingatan ku seraya bercerita, kalau waktu itu ak pernah
dihadiahkan nyanyian bulan yang sangat merdu
meski ak
hampir lupa, yg jelas ak masih ingat ada yang terpancar indah malam itu,
sinarnya, membuat ku yakin, kalau bulan memang sdg brnyanyi
dan nyanyian
itu berhujung pada sebuah kecupan manis yg mampu menghapuskan luka terdalam yg
prnh tergores.
kini, malam
ini, seperti yang dtg padaku, aku pun ingin menyampaikan hasratku bahwa
"aku juga rindu nyanyian bulan"
DARI
TUPAI KEPADA POHONNYA
Sering
kuanggap dia pohon yang kuat,
Sehingga
tidak sakit saat dahannya kukerat-kerat sampai bergetah…
Apalah
artinya keratan kecil pada pohon yang tangguh?
Begitu
pikirku selalu…
Sering
pula aku bersandar kepadanya,
Kala
lelah datang tiba-tiba
Sering
pula aku menangis dibawahnya,
Dan
merasakan betapa ujung-ujung dahannya menyatu memelukku
Aku
sering pergi meninggalkannya,
bermain-main
di pohon lain
Tapi ia
tetap disana,
kukuh
berdiri walau daunnya mengering …
Dan
rontok sehelai demi sehelai
Bila
aku kembali, daunnya berubah lagi menjadi hijau
Segar
rasanya ..
Sering
aku berpikir dia akan jatuh
Roboh
menimpaku dan membuatku mati
Dan
segala prasangka itu membuatku ingin pindah ke pohon lain
Ditengah
ragu, ia menawarkan sebuah lubang di batangnya untukku bersarang …
Sekarang
kala hujan menderas,
Aku
tahu dia diciptakan untuk aku
Dan aku
diciptakan untuknya
untukmu
yang selalu ku ingat
BUTA HATI
Untukmu yang
ada di sana
Saat
kutanya bulan
Bulan
tak mau bicara
Bercahayapun
tidak
Saat
kutanya hari
Hari
tak mau menjawab
waktupun
terus berlari
pertanyaan
inipun tak terjawab
aku
berlari mengejar bayangan
aku
melihat kenyataan ini
seperti
melalui ribuan bentuk kaca
melihatpun
tidak apalagi yakin
kepercayaan
bukan mainan
tetapi
kitalah yang dimainkan
matahari
terbit bukan berarti bersinar
melainkan
membakar jiwa raga
bulan
dan matahari yang indah
kini
percuma kulihat
sinarnya
hanya bayangan
membayangkannyapun
hampa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar